Monday, March 22, 2010

Anakku Bidadariku



pernah ngalamin nggak yaaa? kalau tiba tiba anak kita jauh lebih dewasa jauh lebih bijaksana dan bersuara kebenaran dibanding diri kita yang sudah hampir setengah abad lamanya ...heheheheheeh


beberapa kali miza bersuara seperti bidadari bagiku. dia berikan komentar yang polos membuat diri ini sedikit terpaku dan berpikir. dan kadang jadi malu kalau tidak bisa jadi contoh yang baik bagi dirinya. kalau sudah begini, kadang aku dibuatnya salah tingkah. tapi aku tetap memilih sikap satria, aku dukung niat dan teguran baik dari dirinya, karena dia benar. aku lebih memilih mengkaji pendapatnya dari pada memilih marah marah karena malu ketangkep salah ....

tadi pagi bangun tidur, dia terburu buru datang menghampiri diriku.

"mummy can you help me clean my nails?" katanya sedikit gelisah

"why?" tanyaku heran sambil sedikit sadar di dalam hati karena aku sudah bisa menebak kira kira alasannya apa.

"i can only wear this ONE TIME only ... we are moslem we can not wear nail polish remember" - duh! coba deh kalau udah kaya gini mau bilang apa. jadi malu sendiri. aku juga tidak mau berargumentasi dalam hal ini, apakah benar atau salah .... seperti yang selalu aku terapkan dalam hidupku, masalah agama adalah urusan pribadi masing masing.

memang miza kami usahakan untuk bisa belajar nilai nilai dasar islam agama kami dari selagi muda. ini pesan suamiku, wanti wanti dari dia yang memang menjalankan agamanya jauh lebih baik dari diriku ini.

menurut suamiku selagi kecil lagi harus jelas mana yang benar dan salah, nanti kalau dia besar dia punya pondasi untuk berpikir, memilah milah, menganalisa sendiri sesuai dengan perkembangan jaman dia nanti.

nail polished bukan hanya satu hal yang sempat dia tegur .... doa sebelum makan yang kadang aku lupa sampai ditegur dirinya, pakai kerudung seperti guru gurunya, makan di restoran yang nggak ada sertifikat halalnya dan pertanyaan kenapa temannya bisa pakai tattoo walaupun itu cuma tatto stiker.

tantangan tantangan ini yang juga aku hadapi dalam sehari hari berinteraksi dengan miza. aku anggap ini adalah tantangan rohani yang membutuhkan keberanian sikapku untuk menyikapinya sebagai seorang ibu bagi dirinya. ini nggak gampang dan sulit ... dan benar benar berat untuk di cerna walaupun ini adalah hal hal mudah untuk di kerjakan .... cuma hati orang siapa yang tahu, lebih baik hati, pikiran dan jasmani satu suara.

oleh karena itu ... miza adalah bidadari kecilku ... yang setiap saat mengingatkan diriku. terima kasih miza .....

[republished from facebook]